Artikel ini saya tulis untuk sebuah mailing list, dan sekarang saya sertakan di blog saya ini dengan sedikit perbaikan.
-----------------------------------------------------------------
Mungkin banyak yang terkejut kalau saya mengatakan hal ini: Bahwa fokus Natal, dan masa Natal dalam tahun liturgi Gereja, bukanlah pada "Ulang Tahun" atau "Kelahiran Yesus." Walaupun Hari Raya Natal, tanggal 25 Desember secara praktis merupakan hari yang diperingati secara paling meriah selama masa Natal.
Tanpa masuk ke dalam paparan sejarah mengenai perayaan Natal dalam sejarah Gereja, Timur dan Barat, fokus keduanya satu dan sama, yaitu "Pewahyuan Diri Allah kepada seluruh dunia dalam diri Kristus," atau istilah Yunaninya, "Teofani/Theophany," penampakan diri Allah.
Selama Masa Natal, kita memperingati dimana Yesus, sebagai pewahyuan diri Allah, ditunjukkan kepada manusia, kepada dunia, kepada Israel dan orang-orang non-Yahudi sebagai perwujudan Allah yang benar yang dinantikan seluruh manusia. Salah satu wujud teofani ini adalah lahirnya Yesus sebagai manusia. Tetapi tidak berhenti di situ, Gereja melanjutkan refleksinya tentang bagaimana teofani Allah ini ditanggapi manusia.
Secara singkat, masa Natal membuka kepada kita drama ini kepada kita. Kita melihat Maria dan Yosef yang menerima Wahyu Allah itu dengan gembira. Diikuti para gembala yang menerima misteri ini dengan sukacita, mereka mewakili Israel dan orang-orang yang sederhana, yang miskin, yang berkehendak baik. Kita juga melihat bagaimana Israel yang menantikan Penyelamatnya menyongsong Yesus, dalam diri Simeon dan Hannah.
Namun tidak selalu demikian, bersama Natal ada dukacita besar. Gereja memperingati dalam masa Natal ini kemartiran para kanak-kanak Betlehem (Pesta para Kanak-kanak suci, 28 Desember) yang dibunuh Herodes yang mencari Kristus. Juga kita memperingati bagaimana Keluarga Kudus, harus melarikan diri ke tanah Mesir dan tinggal sebagai orang asing di negeri orang.
Di Gereja Latin, Pesta besar kedua dalam masa Natal adalah ketika para Majus datang menemui Yesus, yang dalam kalender Gereja Latin dikenal sebagai pesta Epifani (Penampakan Kemuliaan Tuhan). Dalam pesta ini, dirayakan pewahyuan diri Allah bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Bahwa akhirnya, bangsa-bangsa yang tinggal dalam kegelapan melihat cahaya terang yang menuntun mereka.
Dalam kalender Gereja Latin, perayaan Natal ditutup dengan Pesta Pembaptisan Kristus. Dalam kalender Gereja Timur, ini adalah pesta besar. Bagi mereka inilah pesta Epifani. Banyak dari kita berpikir apa hubungannya pembaptisan Yesus pada masa Natal? Apa sekedar menyatakan bahwa sekarang Yesus sudah dewasa dan masa kanak-kanak sudah lewat?
Tidak sepenuhnya salah. Pembaptisan Yesus adalah awal mula masa pelayanan Yesus. Dia yang selama ini tersembunyi dari orang banyak, besar seperti anak-anak lainnya, sekarang menyibakkan tirai yang menyembunyikan diriNya, menampakkan kemuliaanNya. Ini adalah teofani Allah dalam diri Yesus kepada orang banyak, "Inilah Anak yang Kukasihi, yang kepadaNya aku berkenan." Misteri yang selama ini dibukakan pada sedikit orang (Maria, Yosef, para gembala, Herodes, para Majus, Hannah dan Simeon), sekarang dinyatakan secara publik kepada seluruh dunia ketika Allah memperkenalkan AnakNya terkasih kepada orang banyak.
Namun juga pada Pembaptisan Yesus, Teofani, penampakan diri Allah yang lebih mengejutkan diwahyukan kepada seluruh dunia: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Pewahyuan diri Allah yang tersembunyi sejak awal mula, siapakah Allah, diwahyukan kepada dunia dalam Pembaptisan Yesus. Dalam Gereja Timur, teofani Tritunggal secara istimewa dan meriah dirayakan pada hari ini.
Pada artikel selanjutnya, kita akan melihat bagaimana Gereja membawa menelusuri Hari Raya Natal lewat 4 Perayaan Ekaristi Natal sepanjang 24 Desember - 25 Desember dan selama Oktaf Natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar