Senin, 24 Desember 2012

Katekismus sepanjang Tahun Iman 5




Temans, bagaimana hari-hari bersama Katekismus?
Hari ke-59 (sejak 11 Oktober 2012), memasuki rangkaian misteri dosa dan kejahatan, Katekismus mengajarkan tentang para malaikat yang jatuh.

Menarik bahwa biasanya kalau bicara soal Setan, otak manusia biasa bergolak dan menggelora. Entah karena excitement, penasaran, atau takut.
Banyak detil-detil yang kita supply sendiri, entah dari mana datangnya. Apakah dari gosip, film, rumor, kepercayaan masyarakat...
Bahkan sering kali orang lebih tertarik pada misteri kegelapan daripada bicara soal terang.
Ekstrim lainnya, menganggap roh-roh yang jatuh ini sebagai tidak nyata, tidak ada.

Katekismus dalam mengajarkan tentang para malaikat yang jatuh ini sangatlah singkat. Hanya 5 paragraf pendek. Iman kita mengajarkan kebenaran keberadaan mereka, tapi tidak meletakkan mereka di luar proporsi.

Yang terpenting adalah menyadari bahwa mereka adalah ciptaan. Karena itu, "kekuasaan setan bukan tanpa batas. Ia hanya ciptaan belaka. Walaupun kuat, karena ia adalah roh murni, namun ia tetap saja makhluk: ia tidak dapat menghindarkan pembangunan Kerajaan Allah." (KGK 395)

Kalau mau jujur, dipengaruhi oleh film, cerita, kepercayaan-kepercayaan, secara tidak sadar orang Kristen sering kali menjadikan Setan "setara" dengan Allah. 
Seolah-olah dua kekuatan yang sejajar tapi saling berlawanan. Seolah-olah hitam dan putih yang seimbang dan saling berlawanan.
Renungkan sebentar... ketakutan-ketakuan kita terhadap roh-roh yang jatuh ini, apakah secara tidak sadar kita menempatkan mereka sebagai "setara" walaupun "berlawanan" dengan Allah?

Jika iya, kita secara tidak sadar "meninggikan" Setan lebih daripada posisi yang seharusnya dan secara tidak sadar menjadikannya ilah.

Dari strata ciptaan, mereka sejajar dengan malaikat-malaikat lain. Karena itu dalam tradisi Gereja melawankan setan dengan Mikael malaikat agung.

Dalam strata ciptaan, roh-roh yang jatuh ini berada di bawah persekutuan para kudus, anggota Tubuh Kristus, Gereja. "Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?" (1 Kor 6:3), demikian Paulus menulis. Mengapa? Bukan karena manusia hebat, tetapi karena Yesus Kristus yang menciptakan malaikat-malaikat yang akan menghakimi mereka. Dan kita, lewat pembaptisan menjadi anggota tubuh-Nya, kita disatukan dengan Kristus, dan Kristus yang utuh, kepala dan tubuh yang akan menghakimi para malaikat.

Dalam tradisi, roh-roh yang jatuh ini sangat dipermalukan dan tidak berdaya dihadapan Maria Sang Bunda Allah. Karena Maria adalah Ratu Para Malaikat. Maria adalah personifikasi seluruh Gereja. Dalam diri Maria buah-buah penebusan Kristus paling sempurna dihasilkan secara paling berlimpah. Dan karena kerendahannya ia ditinggikan Allah di atas para malaikat-malaikat.

Yang merendahkan roh-roh ini adalah Yesus sendiri, "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya la membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (1 Yoh 3:8, KGK 394). Tetapi bukan karena Iblis sepadan dengan diri-Nya. Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis dengan menjadi manusia, supaya tersingkaplah kepada seluruh ciptaan tatanan yang sesungguhnya dijadikan Allah sejak pada mulanya. Dengan demikian tersingkaplah kebohongan-kebohongannya selama ini.

Ini bukan berarti sekarang kita petantang-petenteng sok jadi mandor. Kitab Suci sendiri mengatakan mereka adalah "'pembunuh sejak awal' (Yoh 8:44) dan yang malahan mencoba menyesatkan Yesus dari perutusan yang diterima-Nya dari Allah." (KGK 394)
Kita berhadapan dengan kekuatan dan bahaya yang sangat nyata.

Tetapi kita harus memeriksa diri juga, apakah pandangan kita selama ini sudah mengarah kepada Allah. Sebab sering kali tanpa sadar, kita meninggikan ciptaan setara dengan Allah. Sesuatu yang sangat menggembirakan si Jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar